tinjauan kemampuan motorik dan faktor yang mempengaruhi nya pada suku anak dalam di desa sungai abang kec VII koto kabupaten tebo provinsi jambi
DOI:
https://doi.org/10.24036/ikeor.v2i1.206Keywords:
Kemampuan Motorik; Faktor yang Mempengaruhinya; Suku Anak DalamAbstract
Abstrak:
Permasalahan yang ditemukan oleh peneliti adalah bahwa perkembangan motorik suku anak dalam dari tahun ke tahun masih mengalami keterbatasan, khususnya pada anak-anak yang masih dalam usia dini dan belum mencapai kemampuan berpikir abstrak. Mereka cenderung lebih banyak melakukan peniruan dan menyerap informasi melalui panca indera mereka. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi kemampuan motorik mereka dan faktor-faktor yang memengaruhi kemampuan ini di Desa Sungai Abang, Kecamatan VII Koto, Kabupaten Tebo, Provinsi Jambi. Metode penelitian yang diterapkan dalam studi ini adalah penelitian deskriptif. Fokus penelitian ini adalah pada seluruh populasi yang terdiri dari suku anak dalam yang tinggal di Desa Sungai Abang, Kecamatan VII Koto, Kabupaten Tebo, Provinsi Jambi. Sampel penelitian terdiri dari Tumenggung dan beberapa anggota suku anak dalam yang tinggal di Desa Sungai Abang, Kecamatan VII Koto, Kabupaten Tebo, Provinsi Jambi. Data dikumpulkan melalui tes kemampuan motorik dan wawancara. Analisis data menggunakan metode statistik dengan menghitung nilai dalam bentuk presentase, dan hasil wawancara juga digunakan untuk memperkuat temuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar anggota suku anak dalam memiliki kemampuan motorik yang masuk dalam kategori kurang, dengan persentase sebesar 40%. Faktor pendukung kemampuan motorik ini meliputi situasi alam yang baik, adat istiadat yang diwariskan secara turun-temurun, kesempatan dan waktu yang digunakan untuk menggantungkan hidup dari hasil hutan, serta pola asuh yang baik oleh orang tua terhadap anak-anak mereka. Di sisi lain, faktor-faktor yang menghambat Perkembangan motorik mencakup tindakan tidak bertanggung jawab dalam pembukaan lahan, kurangnya interaksi sosial, kurangnya perhatian dari pemerintah, serta kuatnya keterikatan Suku Anak Dalam dengan adat istiadat dan sistem kepercayaan tradisional mereka yang unik.